Jangan Terburu-Buru Renovasi Rumah, Rencanakan Dengan Matang

Renovasi Rumah Bekas

Rumahmaterial.com - Setelah membeli rumah bekas atau second apa yang selanjutnya kita lakukan? Renovasi, mungkin itu jawaban yang paling sering diutarakan.

Apa saja yang perlu direnovasi tentunya tergantung dari kondisi eksisting bangunan tersebut apakah memerlukan banyak perbaikan atau tidak, selera dan desain arsitektur apakah sudah sesuai keinginan kita sebagai pemiliki baru, dan berapa dana yang tersedia untuk biaya renovasi rumah tersebut.

Pada kesempatan ini kami coba bahas tentang renovasi yang umum dilakukan, bukan renovasi total dengan membongkar seluruh bangunan lama. 

Untuk itu pertama kita harus merencanakan apa saja yang perlu untuk diperbaiki dan yang ingin kita ganti baru saja.

Dalam masa perencanaan ini kita harus mencari referensi sebanyak-banyaknya tentang desain rumah yang kita inginkan dan melakukan identifikasi kerusakan bangunan secara menyeluruh terutama yang perlu segera ditangani.

Pertanyaan-Pertanyaan Sebelum Melakukan Renovasi

Apa saja yang perlu kita periksa sebelum melakukan renovasi? Untuk mempermudah, mungkin bisa kita buat ceklist pertanyaan seperti di bawah ini.
  1. Apakah ada retak-retak pada dinding? Jika retak rambut mungkin tidak masalah karena cuma akibat muai susut saja tetapi jika retak-retak karena kondisi struktur bangunan yang kurang kuat maka akan menjadi masalah besar di kemudian hari.
  2. Apakah ada kebocoran pada atap maupun rembesan air dari dinding? 
  3. Apakah ada jalur atau liang kembara rayap yang ditemukan pada dinding? Apakah ada material kayu yang keropos? Apakah perlu dilakukan pekerjaan anti rayap?
  4. Bagaimana kondisi plafon? Apakah ada kerusakan yang perlu diperbaiki?
  5. Apakah ada kebocoran instalasi pipa air pada bangunan tersebut?
  6. Apakah kondisi sanitary masih bagus?
  7. Apakah kondisi cat dinding dan plafon rumah masih bagus?
  8. Jika ada canopy, bagaimana kondisinya? Apakah ada rangkanya yang keropos? Bagaimana kondisi penutup atap canopy?
  9. Bagaimana kondisi pintu dan jendela termasuk engsel dan kunci-kuncinya? Apakah masih baik kondisinya atau perlu diganti?
Untuk masalah selera atau desain sesuai keinginan pemilik, seperti sebelumnya di atas mungkin bisa kita buat ceklist pertanyaan juga seperti di bawah ini.
  1. Apakah ruangan yang ada sudah sesuai dengan kebutuhan kita? Apakah diperlukan untuk membuat ruangan tambahan?
  2. Apakah diperlukan perubahan kondisi ruangan eksisting? Misalnya menambah partisi, menambah jendela, dan perubahan-perubahan yang lain?
  3. Apakah warna cat sudah sesuai dengan selera kita? Jika sudah sesuai, maka dilihat juga kondisinya, apakah masih layak atau perlu dicat ulang.
  4. Apakah jenis penutup lantai, corak/motif, dan warnanya perlu diganti?
  5. Apakah kondisi dapur masih baik? Apakah desain dapur dan kitchen set apakah kondisinya masih baik sudah sesuai dengan selera kita?
  6. Jika terdapat interior furniture eksisting seperti lemari, meja, kursi, dan lain-lain yang ditinggalkan apakah kondisinya masih baik dan bentuknya sesuai dengan selera kita?
Sedapat mungkin renovasi yang kita lakukan sudah mencakup hal-hal yang perlu diganti dan diperbaiki sehingga benar-benar memerlukan perencanaan yang matang dan tidak dilakukan dengan terburu-buru.

Renovasi lebih baik dilakukan sebelum kita pindah untuk tinggal di rumah tersebut. Pertimbangannya adalah situasi saat renovasi yang kotor dan berdebu, sehingga akan sangat merepotkan jika kita sudah tinggal di situ.

Apalagi jika sampai perlu membongkar atap, maka selama renovasi mungkin rumah tersebut tidak dapat ditinggali.

Jika kita sudah pindah untuk tinggal di rumah tersebut mungkin kita perlu untuk pindah lagi dengan mengontrak rumah tinggal sementara selama renovasi, tentunya hal ini akan menimbulkan biaya yang tidak sedikit dan harus kita pertimbangkan sebelumnya.

Demikian artikel rumah material.com tentang perencanaan renovasi rumah, semoga dapat menjadi referensi dan bermanfaat bagi Anda.

Posting Komentar untuk "Jangan Terburu-Buru Renovasi Rumah, Rencanakan Dengan Matang"