Sistem Zoning dalam Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Beton

Rumahmaterial.com – Pekerjaan struktur beton bertulang pada pelaksanaan proyek konstruksi membutuhkan metode pelaksanaan yang tepat dan pengawasan yang ketat untuk menjamin kualitas hasil pekerjaannya. 

Salah satu metode pelaksanaan pekerjaan struktur beton untuk proyek pembangunan gedung bertingkat dengan luasan yang cukup besar adalah dengan sistem zoning.

Apa yang dimaksud dengan sistem zoning ?

Sistem zoning akan membagi area pekerjaan menjadi beberapa zone dengan luas tertentu. Dengan sistem zoning, pengecoran kolom, balok, dan pelat lantai beton akan dilakukan secara bertahap dengan jumlah one menyesuaikan dengan kapasitas sumber daya yang tersedia.

Pengaturan zoning akan membantu kelancaran pekerjaan dan alur pengadaan sumber daya material dan tukang untuk bekisting, pembesian tulangan, dan pengecoran beton readymix.  

Simak juga artikel tentang 8 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi Beton.

Apa tujuan dari sistem zoning?

Sistem zoning / pembagian zona kerja ini bertujuan untuk :

  1. Mengendalikan pengadaan material dengan lebih baik.
  2. Mempermudah pengaturan pekerjaan di lapangan agar lebih terarah
  3. Mempermudah pengendalian mutu pekerjaan.

Apa yang harus diperhatikan dalam menentukan sistem zoning?

Dalam menentukan sistem zoning ini selain luasan bangunan atau volume pekerjaan, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain:

  1. Lahan yang tersedia untuk stok material.
  2. Jumlah dan kapasitas peralatan yang ada.
  3. Ketersediaan tenaga kerja yang ada.

Untuk batas antara masing-masing zone biasanya ditetapkan pada area ¼ bentang balok, karena pada area tersebut momen yang terjadi mendekati nol.

Selain itu perlu juga diperhatikan arah dari alur pelaksanaan pengecoran beton. 

Pilihlah alur pelaksanaan yang memudahkan pelaksanaan pekerjaan dan tidak menyebabkan lokasi yang terkesan terjebak karena salah dalam menentukan alur pelaksanaan pekerjaan.

Maksudnya bagaimana? Misal pelaksanaan pengecoran dari arah belakang ke depan maka harus konsisten untuk semua zone yang ada, sehingga alur pelaksanaannya semua satu arah. 

Untuk lantai dak atap sebaiknya diusahakan tidak dilakukan pembagian zone pekerjaan untuk menghindari terjadinya masalah kebocoran pada area sambungan beton antara zone yang satu dengan yang lain.

Contoh sistem zoning dalam pelaksanaan pekerjaan struktur beton 

Misalnya struktur beton suatu bangunan gedung dengan luasan 3.000 m2 akan dikerjakan dengan membaginya menjadi 4 zone seperti layout di bawah ini.

Zone Pengecoran Beton
Masing-masing zone akan dikerjakan dengan arah dari belakang ke depan.

Dengan pembagian tersebut masing-masing zone akan memiliki luasan sekitar 750 m2 atau pengecoran beton sekitar 150 m3 untuk setiap zone nya. 

Demikian sedikit ulasan rumahmaterial.com tentang Sistem Zoning dalam Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Beton, semoga bermanfaat.

Posting Komentar untuk "Sistem Zoning dalam Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Beton"