Prinsip Penyajian BQ Struktur Beton Bertulang

Bill of Quantity (BQ) merupakan suatu daftar yang berisi item pekerjaan dan volume yang didapat dari perhitungan volume gambar rencana. 

Dalam membuat Bill of Quantity (BQ) pekerjaan struktur pertama kita harus sepakat dulu dengan cara penyajiannya, terutama untuk pekerjaan struktur beton.

Seperti kita ketahui struktur beton bertulang terdiri dari tiga komponen utama yaitu pengecoran beton, pembesian besi tulangan, dan pekerjaan bekisting, maka secara umum kita bisa menyajikan BQ pekerjaan struktur beton bertulang dalam tiga cara antara lain :  
  1. Menyajikan item dan volume masing-masing komponen, misalnya pengecoran beton dalam m3, pembesian besi tulangan dalam kg, dan bekisting beton dalam satuan m2.
  2. Menyajikan volume beton saja dalam satuan m3, dengan asumsi nanti harga yang diinput merupakan harga beton jadi.
  3. Menyajikan volume beton saja dalam satuan m1 untuk setiap balok dan kolom, serta satuan m2 untuk pelat lantai beton.
Masing-masing bentuk penyajian BQ tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. 

Untuk cara pertama, item pada BQ lebih banyak, perhitungan volume lebih rumit, tetapi mudah dan cepat dalam menghitung RAB. 

Karena meski itemnya banyak tetapi sebenarnya hanya ada tiga harga yang perlu dianalisa yaitu harga cor beton per m3, harga pembesian besi tulangan per kg, dan harga bekisting per m2 yang nantinya tinggal diinput berulang-ulang.

Untuk cara kedua, BQ lebih sederhana, control perhitungan volume relatif mudah, tetapi lebih sulit dalam perhitungan harga satuan karena membutuhkan analisa harga satuan untuk masing-masing tipe item pekerjaan, karena biasanya rasio penulangan besi (kg/m3) dan rasio bekisting (m2/m3) untuk masing-masing tipe berbeda-beda. 

Untuk cara ketiga, BQ lebih sederhana, control perhitungan volume lebih mudah, tetapi membutuhkan ketelitian lebih dalam perhitungan harga satuan / penyusunan RAB.

Karena sebenarnya kita harus menghitung dulu harga per m3 beton bertulang seperti pada cara kedua tetapi masih harus dikalikan dengan dimensi masing-masing balok dan kolom beton agar didapat harga per m1. 

Sebagai contoh kita ambil data dari artikel Contoh Perhitungan Harga Balok Beton Bertulang untuk item balok bton bertulang 20x40 cm seperti pada gambar di bawah ini dengan panjang 12,5 m1.
Balok Beton Bertulang 20x40
Penyajian BQ Cara Pertama
   Item pekerjaan   Volume Satuan Harga Satuan
(Rp.)
Jumlah Harga
(Rp.)
Balok 20x40



- Cor beton K225 1,000m3906.000 906.000
- Pembesian128,275kg12.080 1.549.562
- Bekisting 12,500m2195.900 2.448.750
Penyajian BQ Cara Kedua
   Item pekerjaan   Volume Satuan Harga Satuan
(Rp.)
Jumlah Harga
(Rp.)
Balok 20x40      1,000m34.904.312 4.904.312
Penyajian BQ Cara Ketiga
   Item pekerjaan   Volume Satuan Harga Satuan
(Rp.)
Jumlah Harga
(Rp.)
Balok 20x40      12,500m1392.344,96 4.904.312

Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa ternyata ketiga cara tersebut dapat digunakan dan hasilnya akan sama secara nilai RAB tetapi yang penting harus konsisten dalam penyajiannya. 

Jangan sampai ada item balok beton bertulang yang disajikan dalam satuan m3 tetapi ada juga yang dalam satuan m1 seperti pernah kami bahas dalam artikel Pentingnya Konsistensi Dalam Menyusun RAB.

Demikian sedikit ulasan tentang Prinsip Penyajian BQ Struktur Beton Bertulang yang dapat rumahmaterial.com sampaikan, semoga bermanfaat...!

Posting Komentar untuk "Prinsip Penyajian BQ Struktur Beton Bertulang"