Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Contoh Cashflow Kontraktor Proyek Konstruksi

Cashflow Kontraktor Proyek Konstruksi

Rumahmaterial.com - Perhitungan arus kas atau sering disebut cashflow, merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan apakah proyek dapat terlaksana dengan baik atau tidak.

Beberapa hal yang mempengaruhi cashflow perusahaan Kontraktor dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi adalah :
  1. Saldo modal Kontraktor sebagai kas awal.
  2. Biaya yang dikeluarkan untuk membayar pembelian material, biaya sewa alat dan upah tenaga kerja, serta pembayaran subKontraktor spesialis..
  3. Realisasi progress pekerjaan di lapangan. 
  4. Pembayaran tagihan ke Kontraktor sesuai progress pekerjaan yang secara lebih rinci pernah dibahas dalam artikel Contoh Perhitungan Pembayaran Kontraktor Bangunan
  5. Biaya bunga pembiayaan / bunga kredit modal kerja jika modal awal tidak cukup dan menggunakan pinjaman bank.
Jika modal kerja Kontraktor cukup besar dan tidak memerlukan pinjaman bank untuk menjaga cashflow tetap positif maka keuntungan Kontraktor tersebut juga akan bertambah besar karena tidak terkena biaya bunga pinjaman bank.

Untuk lebih jelasnya kita ambil contoh kasus misalnya suatu proyek dengan nilai kontrak Rp. 10.000.000.000,- dengan jangka waktu pelaksanaan 10 bulan. 

Pertama kita harus tahu perkiraan biaya yang dibutuhkan dan progress pekerjaan yang dapat tercapai setiap bulannya.

Asumsi modal awal Kontraktor Rp. 200.000.000,- yang akan tercantum di kas awal.

Pembayaran dilakukan berdasarkan progress pekerjaan dan dilakukan secara bulanan (mothly progress), dan pembayaran cair 1 bulan setelah pengajuan tagihan / sertifikat pembayaran dan data-data pendukungnya diterima lengkap oleh pihak Owner.  

Jika retensi ditentukan sebesar 10% dan dicairkan bulan ke-12, maka retensi sebesar Rp.1.000.000.000,- dan total pembayaran berdasarkan progress adalah Rp.9.000.000.000,-

Asumsi misalnya progress pekerjaan dan besarnya pembayaran yang dapat ditagihkan setiap bulannya adalah sesuai term pembayaran kontraktor seperti pada tabel di bawah ini.
Bulan Progress
Pekerjaan
Jumlah Pembayaran
yang diterima
Pembayaran
Dicairkan bulan ke-
1 8% Rp720.000.000,00 2
2 18% Rp900.000.000,00 3
3 28% Rp900.000.000,00 4
4 40% Rp1.080.000.000,00 5
5 55% Rp1.350.000.000,00 6
6 70% Rp1.350.000.000,00 7
7 80% Rp900.000.000,00 8
8 90% Rp900.000.000,00 9
9 95% Rp450.000.000,00 10
10 100% Rp450.000.000,00 11
No. Uraian Waktu Pelaksanaan (Dalam Bulan)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penerimaan - 720 900 900 1.080 1.350 1.350 900 900 450 450 1.000
2 Pengeluaran 500 1.000 1.000 1.500 1.000 800 800 700 700 500 - -
3 Penerimaan - Pengeluaran (500) (280) (100) (600) 80 550 550 200 200 (50) 450 1.000
4 Kas Awal 200 50 63 50 60 63 86 70 64 188 138 588
5 Kas Sebelum Finansial (300) (230) (37) (550) 140 613 636 270 264 138 588 1.588
6 Finansial
- Pinjaman 350 300 100 625 - - - - - - - -
- Pengembalian - - - (50) (500) (550) (200) (75) - - -
- Bunga Pinjaman 2 % - (7) (13) (15) (28) (27) (17) (6) (2) - - -
Total Finansial 350 293 87 610 (78) (527) (567) (206) (77) - - -
7 Kas Akhir 50 63 50 60 63 86 70 64 188 138 588 1.588
8 Kumulatif Pinjaman 350 650 750 1.375 1.325 825 275 75 - - - -

Note: angka dalam tabel di atas dalam jutaan rupiah dan tidak memperhitungkan ketentuan pajak yang berlaku.
 
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa keuntungan Kontraktor tersebut adalah selisih dari kas awal dan kas akhir = 1.588.000.000,- - 200.000.000,- = 1.388.000.000,- 

Untuk contoh kasus di atas salah satu yang mempengaruhi jumlah keuntungan Kontraktor adalah biaya bunga pinjaman bank. 

Demikian ulasan rumahmaterial.com tentang contoh cashflow Kontraktor dalam pelaksanaan proyek konstruksi. Semoga bermanfaat bagi Anda...!

Posting Komentar untuk "Contoh Cashflow Kontraktor Proyek Konstruksi"