Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pakai Jasa Pemborong Atau Tukang Harian? Mana Yang Lebih Baik?

Jika ingin membangun rumah atau mungkin melakukan renovasi rumah kita dapat memilih menggunakan jasa tukang secara langsung dengan sistem harian atau menggunakan jasa pemborong. 

Pada kesempatan ini rumahmaterial.com akan membahas kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Jasa Tukang Harian 

Jika kita menggunakan jasa tukang secara harian, maka setelah mencapai kesepakatan besarnya upah tukang maupun pekerja tiap harinya maka pelaksanaan pekerjaan dapat segera dilakukan.

Saat ini di wilayah Jakarta, besarnya upah tukang berkisar Rp. 150.000,-/hari dan upah pekerja / kenek Rp. 120.000,-/hari. 

 Pembayaran upah tukang bisa dilakukan sesuai kesepakatan, bisa dilakukan setiap hari atau dikumpulkan dan dibayar setiap satu minggu, misalnya dibayarkan setiap hari sabtu. 

Material atau bahan bangunan harus kita sediakan dalam jumlah yang cukup agar tukang dan pekerja dapat bekerja secara terus menerus, tanpa terganggu oleh jumlah material yang kurang atau malah habis sama sekali.

Sehingga produktivitas tukang dan pekerja dapat terjaga, apalagi jika pada hari sabtu atau minggu dimana toko material bisa saja tidak buka. 

Kelebihan menggunakan tukang dengan sistem harian antara lain adalah biasanya hasil kerja lebih bagus dan kita bebas memberikan pengarahan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Sedangkan kerugiannya adalah sistem harian memerlukan pengawasan lebih sehingga mungkin lebih merepotkan jika kita sendiri sudah sibuk dan tidak memiliki cukup waktu, biaya total untuk upah tukang dan pekerja biasanya lebih mahal, dan waktu pelaksanaan pekerjaan cenderung lebih lama.

Tukang dan Pekerja Melaksanakan Pekerjaan Pengecoran Beton
Tukang dan Pekerja Melaksanakan Pekerjaan Pengecoran Beton

Jasa Pemborong 

Jika kita menggunakan jasa pemborong secara garis besar terdapat dua pilihan, yaitu apakah kita akan memborongkan pekerjaan secara total untuk material dan upah atau hanya upah kerjanya saja (borongan tenaga saja). 

Untuk sistem borongan material dan upah, kita hanya perlu memberikan gambar dan spesifikasi material yang kita inginkan, selanjutnya pemborong akan melakukan pembelian material dan bahan bangunan serta melaksanakan pekerjaan sesuai dengan apa yang kita mau.

Keuntungan sistem ini kita tidak usah pusing melakukan pembelian material, yang perlu kita lakukan hanya memastikan bahwa material didatangkan sesuai spesifikasi teknis yang kita inginkan.

Kerugiannya adalah biaya total pasti lebih mahal karena pemborong juga akan mengambil keuntungan dari harga material / bahan bangunan yang digunakan. 

Untuk sistem borongan upah saja, sama seperti sistem harian, kita harus melakukan pembelian material dan bahan bangunan sendiri. Biasanya terbagi lagi menjadi dua bagian, apakah sistem borongan upah dihitung secara “plak” atau “keteng”. 

Pada borongan upah secara “plak” maka pemborong akan menghitung upah kerja berdasarkan gambar dan spesifikasi sehingga dihasilkan nilai tertentu, misalnya Rp. 2.000.000,-/m2 yang dikalikan dengan luas bangunan. 

Pada borongan plak agak susah jika kita ingin mengganti desain rencana karena akan berpengaruh terhadap besar nilai borongannya, biasanya pihak pemborong akan meminta penyesuaian harga borongannya.

Sedangkan pada sistem borongan “keteng” maka akan disepakati harga satuan upah per satuan pekerjaan misalnya upah pasangan dinding Rp. 50.000,-/m2 dan lain sebagainya, yang nantinya akan dihitung sesuai dengan luasannya. 

Sistem ini lebih memberikan kebebasan kita jika ingin mengganti desain rencana bangunan kita. 

 Pada dasarnya sistem borongan lebih memberikan kepastian akan besarnya total biaya pekerjaan jika dibandingkan dengan sistem harian serta umumnya lebih cepat dari segi waktu. 

Tetapi biasanya pada sistem borongan kualitas pekerjaan masih kurang jika dibandingkan dengan tukang harian. 

Jadi menggunakan jasa pemborong atau tukang harian? mana yang lebih baik? Untuk menjawab pertanyaan itu kita harus mempertimbangkan kelebihan dan kekurangannya masing-masing yang sesuai dengan kondisi kita.

Jika kita memiliki cukup waktu untuk mengawasi, tidak terburu-buru, memiliki dana yang  memadai, serta menginginkan hasil pekerjaan yang lebih baik, pilihlah menggunakan tukang harian. 

 Sebaliknya jika kita puas dengan hasil pekerjaan yang biasa saja dan ingin pekerjaan dilakukan dengan lebih cepat pilihlah sistem borongan.

3 komentar untuk "Pakai Jasa Pemborong Atau Tukang Harian? Mana Yang Lebih Baik?"

  1. Mas mau tanya sy ada pekerjaan pasang keramik & pekerjaan plesteran aci. Memakai 2 tukang. Antara upah harian sama upah sistem keteng/dihitung per meter sesuai jenis pekerjaan. Lebih ekonomis mana ya? Selisihnya bisa sampai berapa antar dua model itu. Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk ekonomis mana agak susah juga untuk ditentukan karena produktivitas tukang berbeda-beda. Tetapi untuk sistem borongan upah kita bisa lebih mendapatkan perkiraan biaya yang dibutuhkan misalnya volume pekerjaan sekian m2 dengan harga upah sekian rupiah maka total biayanya tinggal dikalikan saja volume x harga satuan.

      Selain itu tergantung juga dari volume pekerjaannya, kadang untuk volume pekerjaan yang kecil tukang tidak mau dihitung upah borong keteng, maunya dihitung upah harian.

      Semoga membantu ya, terima kasih.

      Hapus
  2. artikelnya sangat bermanfaat, jangan lupa kunjungi website kami juga ya di http://aik.co.id/

    BalasHapus